CHIA SEEDS VS SELASIH

Waktu kecil mama saya sering sekali menghidangkan selasih untuk kami anaknya — merknya Koepoe-Koeopoe, klo ngga salah! Tau ngga?

Selasih kadang dicampur sirup marjan, tapi seringnya diminum begitu saja selepas direndam dengan air. Klo tanpa sirup, awalnya rasanya kaya anyep gitu, tapi entah mungkin terbiasa, jadi walaupun tanpa sirup ya enak aja rasanya. Aaah.. selalu kebayang gimana ademnya perut setiap habis minum selasih.

Sepuluh tahun belakangan ini saya mengenal chia seeds. Katanya salah satu makanan super. Sangat baik untuk tubuh, apalagi untuk diet pengurangan berat badan. Pertama kali saya lihat chia seeds, dalam hati saya bilang, “Hah! Ini mah selasih! Basi amat. Dari kecil keleus gw udah biasa minum ini.”

Tapi… well.. saya sotoy.

Chia seeds dan selasih sama-sama dikategorikan sebagai super food karena besarnya manfaat yang dikandung oleh dua makanan ini.

Namun ternyata beberapa kali saya masih melihat orang keliru membedakan chia seeds dengan selasih. Memang, secara tekstur chia seeds dan selasih terlihat sama, padahal mereka punya perbedaan yang cukup signifikan.

1. ASAL

Selasih adalah biji sweet basil atau tukmaria berasal dari kawasan India (dan Asia Selatan/Tenggara).

Chia seeds adalah biji dari Salvia Hispanica yang masuk dalam family tanaman mint, dan berasal dari kawasan Amerika Tengah. Konon chia seeds sudah dikonsumsi sehari-hari dalam kehidupan suku Maya.

2. TEKSTUR

Selasih ukurannya agak sedikit besar dibanding chia seeds, dan warnanya hitam pekat.

Sementara chia seeds warnanya bercampur antara hitam, putih, abu-abu, bahkan kadang kecoklat-coklatan.

Perbedaan tekstur antara selasi dan chia seeds ini terlihat sangat signifikan ketika sudah direndam di air.

3. TEKSTUR SETELAH DIRENDAM DI AIR

Tekstur selasih berubah cepat, seperti mengembang, ketika direndam di air.

Chia seeds membutuhkan waktu untuk berubah ketika direndam di air.

Chia seeds dan selasih terlihat sangat berbeda ketika direndam di air.

Chia seeds dan selasih terlihat sangat berbeda ketika direndam di air.

4. PENYAJIAN

Chia seeds dapat disajikan dengan atau tanpa direndam dengan air. Bisa langsung dicampurkan ke smoothie, jus, atau baking.
Sementara selasih harus direndam di air sebelum dikonsumsi.

Perbedaan penyajian chia seeds dengan selasih.

Perbedaan penyajian chia seeds dengan selasih.

5. HARGA

Harga chia seeds jauh diatas harga biji selasih, setidaknya di Indonesia. Dan tidak seperti selasih yang gampang didapatkan dimanapun, misal pasar tradisional, untuk saat ini chia seeds baru bisa didapatkan di toko/supermarket khusus.

6. MANFAAT

Walaupun chia seeds dan selasih sama-sama termasuk super food dan dikenal untuk membantu menurunkan berat badan, namun chia seeds dan selasih juga memiliki manfaat tersendiri.

Hanya sedikit dari banyak manfaat dari chia seeds dan selasih.

Hanya sedikit dari banyak manfaat dari chia seeds dan selasih.

Selasih pun sebenarnya mengandung omega 3, namun tidak sebanyak chia seeds.

Tabel berikut adalah perbandingan nutrisi antara chia seeds dan selasi dalam tiap 1 sendok makan.

Sumber: https://www.healthline.com/nutrition/basil-seeds#11.-Great-Alternative-to-Chia-Seeds

Sumber: https://www.healthline.com/nutrition/basil-seeds#11.-Great-Alternative-to-Chia-Seeds

Karena kandungan nutrisinya yang hampir sama, selasih dan chia seeds sama-sama bisa menjadi alternatif pengganti.

Tidak usah termakan tren atau ‘katanya’, apalagi gengsi. Nyatanya nutrisi chia seeds dan selasih tidak jauh berbeda. Apalagi untuk yang di Indonesia, buat saya pribadi, kenapa kita tidak mengkonsumsi yang native atau berasal dari Indonesia saja. Toh, selain nutrisi yang hampir sama, dan gampang didapatkan, harga selasih pun jauh lebih murah.

Selamat menikmati chia seeds ataupun selasih! Yang pasti.. dua-duanya super food. Dua-duanya sama enaknya!

***Semua foto, kecuali yang disebutkan sumbernya, diambil hanya dengan kamera iPhone 7+. So excuse the quality.

Nutella Brownies

Semalam, tiba-tiba saya kepingin makan brownies. Padahal saya sedang asik nonton drama korea, Witch Court. [Btw, yang suka drama korea harus nonton Witch Court. Konyol, lucu, dan karakter perempuannya tegas, cerdas, dan yang bukan manja-manja gemes gitu.]

Anyway, saya cek ke pantry, ternyata semua ingredients untuk bikin (nutella) brownies tersedia. Long story short.. Jadilah saya eksekusi si brownies.

Btw, walaupun namanya Nutella Brownies, tapi saya tidak menggunakan Nutella (untuk alasan pribadi :) Saya ganti Nutella dengan Hazelnut Chocolate Spread dari Simple Truth Organic.

Hazelnut Chocolate Spread dari Simple Truth ini sama enaknya dengan Nutella.

Hazelnut Chocolate Spread dari Simple Truth ini sama enaknya dengan Nutella.

Penambahan Nutella (atau Hazelnut Chocolate) akan membuat rasa dan tekstur brownies ini.. out of the world. Fudgy, goeey, ada sedikit sentuhan rasa hazelnut, nyoklat.. overall enak bangetttt!

Saya sudah mencoba beberapa resep Nutella Brownies, tapi saya paling 'pas dengan resep ini. Resep asli menggunakan 1 1/4 cup gula, tapi saya pikir koq banyak banget, akhirnya saya kurangi hanya 2/3 cup saja.
 

Gampang banget kaaan???

Ngga bo'ong deh.. Ini enak banget. Sok dicoba! :)


~Nizar

Sepuluh Menit

Janjian sama Marinir jam 0915, eh jam 0905 mereka kirim text, "Ma'am we are in front of your door. We are ready whenever you are."
Gah, gw baru kelar pakai kerudung, dan baru mau pasang sepatu, plus oles gincu.

Janjian sama Navy jam 15.30, mereka baru muncul jam 1540. Kita mah udah kelar bagi-bagi konsumsi.

Disclaimer:
Ini kasuistis. Jangan men-generalisir.

"Innocent Until Proven Guilty"

Sepertinya profesi yang paling digemari saat ini adalah menjadi ahli politik dan hakim.

Bukan ahli politik lulusan jurusan politik. Tapi ahli politik lulusan sharingan atau postingan sosial media.
Bukan hakim di pengadilan resmi, tapi hakim produk sosial media.

Sepertinya, "Innocent Until Proven Guilty", sama sekali tidak ada artinya.

Konsep ghibah dan fitnah pun blas dipinggirkan saat ber-opini, padahal Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang hamba yang membicarakan sesuatu yang belum jelas baginya (hakikat dan akibatnya), akan dilempar ke neraka jahanam sejauh antara timur dan barat." ~ Riwayat Muslim

Dulu saya juga pernah ikut-ikutan jadi si ahli politik, dan kadang sambilan jadi si hakim. Tapi untungnya menjadi photographer lebih menyenangkan, dan saya tidak pernah terpikir untuk berselingkuh kembali dari kamera saya. *insyaf*

Salam sayang dari tukang foto!

Bukan Mimpi

Bangun subuh ini, diluar windy banget. Agak horor klo denger suaranya, apalagi kita tinggal di lantai empat.

Semua barang yg saya taruh di balkoni kamar utama dan balkoni ruang makan sukses basah kuyup. Satu kardus besar harusnya saya kirim ke Indonesia kemarin, tp alih alih ketemu klien, pengiriman kardus saya tunda. Hasilnya, hari ini kardus berisi pakaian dan sepatu bekas basah. Yah, berarti saya harus cuci ulang isinya. Ah well...

Ngeliat dua balkoni di rumah segini basah kuyupnya, dan ngerasain besarnya angin di luar sana, saya jd ngebayangin gimana rasanya pengungsi yg baru aja kena gempa di Kumamoto, lalu misalnya hari ini mereka dealing sama hujan badai seperti sekarang.

Sementara, saya bangun dgn suami di sebelah saya (plus dua kucing 😒), diatas kasur nyaman, di dalam ruangan hangat dgn konstruksi yang katanya di bangun utk handle gempa.

Lalu, nikmat Tuhan mana lagi yg saya harus dustakan?

Jujur, kadang saya harus mencubit diri sendiri buat mastiin nikmat hidup yg selama ini saya dapat itu bukan mimpi.

"...jika kalian bersyukur niscaya akan Ku tambah (nikmatku) pada kalian..." 
- QS Ibrahim: 7

Iwakuni,
17 April 2016