Jepang

Panduan Mendapatkan MULTIPLE ENTRY VISA Ke Jepang

"WNI kan sekarang sudah BEBAS VISA ke Jepang!"
BENAR, kalau sudah punya e-passport! TAPI itupun tetap harus daftar untuk passport waiver, dan HANYA bisa tinggal di Jepang maksimal 15 HARI!

Anyway, saya pernah tinggal di Jepang selama 4 tahun (2013 - 2017). Setelah setahun meninggalkan Jepang, saya masih susah move-on dan selalu rindu akan Jepang. Dan rindupun terobati! Akhir Maret ini (2018), saya akan kembali ke Jepang sekitar 3 minggu. YAY!

Kalau dulu saya bisa keluar masuk Jepang kapan saja, sekarang saya butuh visa! **sigh**
Saya beruntung tinggal di Bremerton, hanya 50 menit (dengan ferry) dari Seattle, salah satu lokasi Konsulat Jendral Jepang yang bisa mengeluarkan visa di Amerika Serikat.

Saat saya lihat di website Konjen Jepang di Seattle ada opsi MULTIPLE ENTRY VISA, langsung saja saya langsung telpon ke Konjen Jepang untuk bertanya apakah WNI ELIGIBLE untuk MULTIPLE ENTRY VISA, dan jawabanya.. YES, ELIGIBLE! :) Satu hal penting untuk pengajuan Multiple Entry Visa Jepang ini adalah PERNAH berkunjung ke Jepang dan negara G7 dalam TIGA tahun terakhir.

Berikut syarat/dokumen yang dibutuhkan untuk aplikas MULTIPLE ENTRY VISA Jepang.

  1. Paspor
    Jangan lupa lihat masa berlaku paspor Anda! Segera perbaharui paspor Anda jika masa berlakunya sama atau kurang dari 6 bulan!

  2. Foto Terbaru 2x2 (inch) Berlatar Belakang Putih

  3. Greencard atau bukti keimigrasian dari negara tempat Anda berdomisili
    Bawa GC asli dan 1 copy.

  4. Formulir Aplikasi Visa
    Bisa di download disini.

  5. Surat Permohonan
    Surat permohonan ini intinya adalah alasan dan tujuan untuk mendapatkan multiple entry visa. Menurut saya ada tiga unsur untuk surat permohonan ini, yaitu: simple, jelas, dan jujur.

  6. Bukti Keuangan 3 Bulan Terakhir

  7. Form 1040, Tax Return Form.
    Hanya untuk Greencard holder.

  8. Tiket PP

  9. Itinerary/Jadwal di Jepang
    Bisa diunduh disini. Saya tidak menyertakan form ini, karena lupa, dan juga karena tidak diminta.

  10. Invitation Letter
    Bisa diunduh disini. Mereka meminta form ini karena saya akan tinggal di rumah teman saya selama di Jepang.

  11. ID Pengundang
    Kartu permanent resident/paspor/SIM dari orang yang membuat invitation letter.

  12. Fee Multiple Entry Visa, $55
    $55 untuk Multiple Entry Visa menurut saya worth-it, dibanding $29 untuk SINGLE VISA.
    Multiple Entry Visa berlaku 3 tahun, dan tiap kunjungan saya bisa tinggal maksimal 30 hari.

Saat saya datang ke konjen Jepang di Seattle, saya lupa mempersiapkan dan membawa beberapa dokumen (nomer 5, 8, 10, 11), tapi pihak konjen bilang saya bisa mengirimkan dokumen tersebut via email. 

Nah, dokumen diatas berlaku untuk saya, WNI yang berdomisili diluar Indonesia, lalu bagaimana dengan yang berdomisili di Indonesia? Kurang lebih sama, yaitu:

  1. Paspor

  2. Paspor lama (jika di paspor baru tidak ada visa/bukti kunjungan ke Jepang dan negara G7)

  3. Formulir aplikasi visa

  4. Foto 4.5 x 4.5 cm (latar belakang putih)

  5. Fotokopi KTP

  6. Fotokopi KK

  7. Rekening 3 bulan terakhir

  8. Surat keterangan bekerja/usaha

  9. Slip gaji 3 bulan terakhir

  10. Surat permohonan (saya lampirkan surat permohonan yang saya buat di bawah)

  11. Biaya Multiple Entry Visa, Rp. 740.000

Multiple Entry Visa Jepang yang diajukan di Indonesia berlaku 5 TAHUN! Sementara yang saya dapat dari perwakilan Jepang di Amerika Serikat hanya 3 TAHUN.

Tempat pengajuan visa ke Jepang HARUS berdasarkan alamat KTP. Jika KTP Anda berdomisili di Jakarta atau misalnya Yogyakarta, maka pengajuan visa dilakukan di Jakarta. Jika KTP Anda berdomisili di Papua, maka pengajuan visa dilakukan di Makassar. 

Pembagian wilayah kerja konsulat jendral Jepang di Indonesia bisa dilihat DISINI.



Multiple Entry Visa ini mungkin tidak terlalu dibutuhkan oleh WNI yang berdomisili di Indonesia, apalagi yang telah memiliki e-passport. Namun, bagi saya, WNI yang tidak berdomisili di Indonesia, tidak memiliki e-passport, dan selalu homesick akan Jepang, Multiple Entry Visa ini sangat efektif dan efisien.

Jangan hanya berpatokan pada pengalaman saya, karena mungkin beda lokasi beda aturan. Untuk lebih jelasnya, sila hubungi kedutaan atau konsulat jendral terdekat Jepang di kota Anda.
 

Selamat jalan-jalan ke Jepang!

Fukubukuro: Black Friday ala Jepang

Selain musim sakura dan momijigari, salah satu waktu terbaik berkunjung ke Jepang adalah tahun baru.

Tidak seperti kebanyakan negara lain, tahun baru di Jepang relatif 'sepi'. Tidak ada hingar bingar kembang api, kecuali di pusat turis, misal di Tokyo. Itu pun hanya di satu spot. Dan kecuali di kota-kota besar, hampir 90% bisnis retail tutup. 

Jika tahun baru di negara lain melulu tentang pesta dan kembang api, maka tahun baru di Jepang adalah momen untuk bersilaturahmi dan beribadah. Biasanya keluarga akan berkumpul di tempat yang dituakan, lalu berangkat bersama ke kuil untuk bersembahyang saat malam tahun baru. Syahdu dan damai.

Fukuruburo di salah satu toko optik di Hiroshima.

Fukuruburo di salah satu toko optik di Hiroshima.

Namun, kesan sepi seketika berubah keesokan harinya, 2 Januari, saat dimulainya Fukubukuro.

Fukubukuro adalah salah satu tradisi tahun baru di Jepang yang dimulai tanggal 2 Januari -- namun ada beberapa toko yang sudah memulai Fukuruburo mulai 1 Januari. Bayangkan Fukubukuro seperti Black Friday di Amerika, but in a civil way. Tidak ada orang 'berebutan' bahkan adu otot untuk, misal, televisi.

Fukuruburo di salah satu pusat perbelanjaan di Hiroshima. Everywhere's SALE!

Fukuruburo di salah satu pusat perbelanjaan di Hiroshima. Everywhere's SALE!

Fukubukuro (福袋,   fuku = keberuntungan, dan bukuro = tas) pertama kali di mulai oleh Ginza Matsuya pada masa kekaisaran Meiji. Fukubukuro (lucky bag) biasanya terdiri dari beberapa produk yang di kemas tertutup dalam satu tas. Isi Fukubukuro bervariasi dari kebutuhan rumah tangga, alat sekolah, aksesoris, jas, wine, kosmetik, buah-buahan, perhiasan, dan masih banyak lagi. Potongan harga per-paket bisa hingga 90%, maka tidak jarang akan ada antrian panjang jauh di most wanted stores.

Berdasarkan kepercayaan di Jepang (terutama bagi pelaku retail), momen tahun baru adalah waktu untuk bebersih dan memulai segalanya dengan yang baru. Maka Fukubukuro adalah waktu terbaik dan mudah untuk menghabiskan persediaan barang dari tahun sebelumnya.
 

Tips untuk berburu Fukubukuro ala saya: NONE!

Hehe. 

Iya, tidak ada tips Fukubukuro dari saya. 

Saya selalu berusaha (atau tepatnya sedang belajar) untuk smart shopping (walaupun kadang berat!), kualitas diatas kuantitas.  Saya pun memilih untuk mengetahui apa yang saya beli. Maksudnya, isi satu tas Fukubukuro mungkin bernilai separuh harga, tapi belum tentu saya butuh dan suka dengan isi dari Fukubukuro tersebut.

Salah satu dari sedikit Fukuruburo yang bisa di intip isi nya. My kinda Fukuruburo. Yuuumm!!

Salah satu dari sedikit Fukuruburo yang bisa di intip isi nya. My kinda Fukuruburo. Yuuumm!!

Tapiiiiiiii saya tahu benar nikmat nya berbelanja! ;) I, actually, used to be an impulsive shopper who were crazy over discounted items :) Well, who doesn't love low price, right? So Fukubukuro definitely a fun experience for you all, cheappo! :)

Planning to go to Japan during the new year? Heck yes! Why? Because you will get three kind of therapies: soul therapy, mind therapy, and.... retail therapy :)

Xoxo
Nizar

Ramen Halal, Tokyo.

Belum ke Jepang rasanya kalau belum makan ramen. 

Sayangnya, hampir seluruh kuah ramen di Jepang menggunakan bahan dasar yang tidak diperbolehkan untuk di konsumsi Muslim, babi. Kalau untuk yang bukan Muslim (atau Yahudi), tentu ini bukan masalah. 

Tapi beberapa tahun belakangan ini, dengan melonjaknya wisatawan Muslim di Jepang, mulailah banyak bermunculan Muslim friendly restaurants, termasuk kedai ramen halal!

Untuk saat ini kedai ramen halal baru tersedia di daerah Tokyo, Hokkaido, Osaka, Kyoto, dan Nara.

Saya berkesempatan mencicipi ramen di tiga kedai ramen halal saat plesiran ke Tokyo kali ini.
 

1. Naritaya Ramen, Asakusa.

Satu setengah tahun lalu, saat pertama kali ke Naritaya, saya sukses nyasar. Saat ketemu pun Naritaya sedang di renovasi, iya tutup. Eergh. 

Ternyata, Naritaya ini letaknya dekat sekali dengan kuil Sensoji, yang kadang disebut sebagai kuil Asakusa Kannon.

Naritaya tampak luar. 

Naritaya tampak luar. 

Menu Naritaya.

Menu Naritaya.

Mazesoba.

Mazesoba.

Jadi, total sudah tiga kali saya ke Naritaya. Nah, kemarin ini saya agak bingung, karena sepertinya menu Naritaya berubah. Anyway, saya pesan Mazesoba, dari gambar terlihat menarik, dan saya memang belum mencobanya.

Mazesoba ini sejenis ramen tanpa kuah, mirip yamin tanpa kecap. Enak! Selain telur, rumput laut kering, dan daun bawang, mazesoba juga di campur dengan potongan ayam bakar. Duh, ayam bakar nya ini sedap banget, nagih.

Menu di Naritaya tidak melulu ramen, tapi ada juga karage (ayam goreng tepung), nasi hainan, fried dumpling (agak bingung terjemahan bebas nya ke bahasa indonesia apa ya, tapi ini semacam risol lah), dan lain nya.

NARITAYA RAMEN
• Alamat: 2-7-13, Asakusa, Taito-ku, Tokyo
• Telpon: +81-(0)3-4285-9806
Senin-Jum'at 10.00 - 22.00
Sabtu, Minggu, Hari libur 08.00 - 20.00

How To Get There:
• Stasiun Asakusa, Exit 2. Jalan kaki ke arah kuil Sensoji. Saat sudah melewati Nakamise dori (jejeran toko setelah Kaminarimon, gerbang halilintar) dan kuil Sensoji ada di depan, ambil ke arah kiri.  Naritaya akan ada di sebelah kanan, tidak jauh saat melangkah masuk ke daerah perbelanjaan Sensoji Nishisando Arcade.


2. Ippin Ramen, Asakusa.

Saya menemukan dua tempat ramen saat googling ramen di Asakusa. Jadi saat Naritaya tutup untuk renovasi, buru-buru saya buka google maps untuk ke tempat ramen yang lain di Asakusa, Ippin Ramen.

Ippin Ramen tidak jauh letaknya dari Naritaya. Mungkin sekitar 10 menit berjalan kaki dari Naritaya.

Sayangnya, kemarin Ippin tutup. Jujur, saya agak bingung dengan jam kerja Ippin ini. Sudah dua kali saya ke Ippin, tiap jam makan siang, dan dua kali pula tempat ini tutup.

Buat saya, ramen di Ippin kuah nya lebih sedap di banding dengan Naritaya. Porsi nya pun generous

Pelanggan Ippin tidak hanya para pelancong Muslim, tapi juga warga Jepang sendiri. Tidak seperti Naritaya yang pelanggannya hampir 90% wisatawan non-Jepang, perbandingan pelanggan Ippin ramen antara wisatawan non-Jepang dengan warga lokal sekitar 50:50. 

IPPIN RAMEN
• Alamat: 3-6-11, Nishiasakusa, Taito-ku, Tokyo
• Telpon: +81-(0)3-5246-4660 (Setelah dari Naritaya, saya coba dulu telpon ke nomer ini, mungkin sekitar 3 kali, tapi tidak ada yang menjawab)

How To Get There:
• Asakusa Tsukuba Express, Exit 03, belok kiri, lanjut berjalan kaki sekitar 2-3 menit.
 

3. Shinjukugyoen Ramen Ouka, Shinjuku Gyoen.

Untuk saat ini, bisa dibilang Ramen Ouka adalah kedai ramen halal favorite saya!

Berbeda dengan Naritaya dan Ippin, Ramen Ouka terletak di daerah yang relatif 'sepi' dari wisatawan. Lokasi nya pun mudah dijangkau dan ditemui.

Kesan pertama saat tiba di Ramen Ouka adalah bersih, 'warm', dan 'welcoming'.

Mesin order. 

Mesin order. 

Mesin order ini akan ada di sebelah kanan dari pintu masuk. Sebelum di persilahkan duduk, pelanggan akan diminta untuk memesan (sekaligus membayar) menu yang ada di mesin ini.

Seperti dilihat di menu mesin diatas, Ramen Ouka juga memiliki menu vegan ramen. Memang salah satu misi Ramen Ouka adalah agar ramen bisa dinikmati siapapun, termasuk para vegetarian dan veganNow, that's something, my friends!

Saya memilih Spicy Halal Ramen (S), ¥ 1200, untuk makan siang perdana saya di Ramen Ouka.

Ternyata pesanan saya tidak hanya ramen itu sendiri, tapi juga di lengkapi ayam bakar (YUUMM!), telur rebus, jagung muda rebus, dan nasi!

First sips, aaaahh.. OISHII!!!

Sedap. Bumbunya sangat terasa. Untuk penggemar pedas seperti saya, tingkat kepedasan spicy ramen ini termasuk mild.

Dessert and black tea

Dessert and black tea

Selain ramen dan pelengkapnya, ¥1200 yang saya bayar termasuk juga hidangan penutup dan teh hitam.

Dessert yang dibuat dari campuran ubi ungu dan yuzu (salah satu jenis jeruk asal Jepang), dengan sedikit taburan wijen pas sekali untuk lidah saya. Tidak terlalu manis ataupun hambar. Porsinya pun sesuai sebagai hidangan penutup.
 

Mighty Leaf Tea

Mighty Leaf Tea

Mighty Leaf adalah merek teh hitam yang dipakai oleh Ramen Ouka. Sebagai penggemar teh, saya dapat menvalidasi kenikmatan teh ini.

Sambil menikmati ramen, saya beruntung dapat kesempatan berdiskusi dengan staff Ramen Ouka, dari bahan yang digunakan di Ramen Ouka, hingga salah satu Japanese Baseball pitcher dari Seattle Mariners :)
Oh, ternyata 4 staff di Ramen Ouka adalah orang Indonesia. Yay! :)

Bicara sedikit tentang ingredients di tempat ini. Ramen Ouka menggunakan ikan dan tomat sebagai bahan utama untuk kuah ramen mereka. Untuk vegan ramen, bahan yang mereka gunakan sebagai kuah adalah rumput laut, jamur, dan saus ramen berbasis tomat.

Saat saya tiba, semua bangku di penuhi oleh wisatawan non Jepang, lebih tepatnya wisatawan asal Indonesia. Tapi sejam kemudian, saat hanya tinggal saya yang masih menikmati nikmatnya ramen pesanan saya, satu per satu orang lokal (Jepang) datang menikmati ramen di Ramen Ouka.

Aah, saya masih ingin mencoba menu-menu ramen di Ramen Ouka ini. Well, mungkin kunjungan ke Tokyo berikutnya :)

SHINJUKUGYOEN RAMEN OUKA
• Alamat: 1 Chome-11-7 Shinjuku, Shinjuku-ku, Tōkyō-to 160-0022
• Telpon: +81-3-5925-8426
Senin - Kamis 12.30 - 15.00 (makan siang) 18.00 - 22.00 (makan malam)
Jum'at LIBUR
Sabtu, Minggu, Hari libur 12.30 - 22.00

How To Get There:
• Keluar dari Shinjuku Gyoen Mae Station (Marunouchi Line dari Shinjuku) belok kiri. Jalan terus, lewati Lawson, lalu belok kiri di Bank of Tokyo-Mitsubhis UFJ. Ramen Ouka akan ada di sebelah kanan.

Sila cek halaman Facebook mereka disini!